Pengertian Bahan Pangan Hewani
Bahan
pangan hewani adalah bahan pangan baik bahan mentah atau pun bahan olahan yang
berasal dari hewan. Bahan pangan hewani mempunyai sifat-sifat yang khas, baik
sifat fisik, sifat kimiawi maupun sifat biologinya, sehingga tidak bias
digeneralisasi. Bahan pangan hewani merupakan sumber bahan pangan yang kaya
akan protein dan lemak.
Jenis-jenis
bahan pangan hewani
1. Susu,
yaitu produk berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan
diperoleh dengan cara peraan.
2. Ikan,
dalam arti luas adalah makhluk hidup yang hidup di air. Baik ar tawar, air
payau maupun yang layak dan bisa dimakan. Ikan dalam arti sempit adalah semua
jenis ikan sungai, ikan danau, ikan rawa, ikan yang dipelihara di empang dan
sebagainya. Yang termasuk dalam kategori ikan (hasil perikanan) ini adalah
hasil perikanan lainnya seperti kerang, teripang, abalone, dan lain-lain
3. Daging,
yaitu produk yang diperoleh dengan cara pemotongan ternak (mamalia dan unggas)
4. Produk-produk
olahan dari bahan pangan tersebut diatas misalnya produk-produk seperti krim,
keju, susu bubuk, dan sebagainya. Produk olahan daging seperti sosis, dendeng,
dan lain-lain.
Cara Penyimpanan Bahan Pangan Hewani
Pengertian, prinsip, dan
tujuan.
Penyimpanan
bahan makanan hewani adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan
makanan kering dan basah, baik kualitas maupun kuantitas di tempat penyimpanan
bahan makanan kering dan basah. Bahan makanan hewani bersifat lunak dan lembek
sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
Bahan
pangan hewani memiliki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada bahan makann
nabati bila dalam keadaan segar (kecuali telur). Pendeknya daya simpan ini
terkait dengan struktur jaringan hasil hewani dimana bahan makanan hewani tidak
memiliki jaringan pelindung yang kuat dan kokoh sebagaimana pada hasil tanaman.
Karakteristik masing-masing bahan makanan hewani sangat spesifik sehingga tidak
bisa digeneralisasi. Bahan pangan hewani pada umumnya merupakan sumber protein
dan lemak dan bahan pangan nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin,
mineral, lemak dan protein.
Tujuan
adalah agar tersedia bahan makanan hewani siap pakai dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan yang ada dan agar bahan makanan
tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gizinya. Semua bahan makanan dibersihkan
terlebih dahulu sebelum disimpan agar terbebas dari bakteri.
Cara Penyimpanan Bahan
Makanan Hewani.
Dalam penyimpanan bahan makanan, hal-hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan harus
dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan memenuhi syarat.
2. Barang-barang harus
diatur dan disusun dengan baik sehingga :
1) Mudah untuk
mengambilnya.
2) Tidak menjadi tempat
bersarang atau bersembunyi serangga dan tikus.
3) Tidak mudah membusuk
dan rusak, untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus disediakan tempat
penyimpanan dingin.
Ada empat cara penyimpanan makanan yang sesuai
dengan suhunya yaitu (Depkes RI, 2004) :
1. Penyimpanan sejuk (cooling),
yaitu suhu penyimpanan 10 ºC – 15 ºC untuk jenis minuman buah, es krim dan
sayur.
2. Penyimpanan dingin (chilling),
yaitu suhu penyimpanan 4 ºC – 10 ºC untuk bahan makanan yang berprotein yang
akan segera diolah kembali seperti daging..
3. Penyimpanan dingin
sekali (freezing), yaitu suhu penyimpanan 0 ºC – 4 ºC untuk bahan
berprotein yang mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam.
4. Penyimpanan beku (frozen),
yaitu suhu penyimpanan < 0 ºC untuk bahan makanan protein yang mudah rusak
untuk jangka waktu > 24 jam.
Bahan
makanan hewani yang akan disimpan:
1. Daging
Daging merupakan salah satu bahan pangan hewani
yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia karena kaya akan protein dan
asam amino lengkap yang diperlukan oleh tubuh.
Daging didefinisikan sebagai semua
jaringan hewan dan semua produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut
yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang
memakannya.
Daging mengandung protein 19% (16% - 22%), air
75% (65% – 80%), lemak 3%, karbohidrat 1% dan komponen anorganik 1% (Forrest,
dkk., 1989). Daging merupakan sumber utama untuk mendapatkan asam 9 amino
esensial. Asam amino esensial terpenting didalam otot segar adalah alanin,
glisin, asam glutamat, dan histidin. Daging sapi mengandung asam amino leusin,
lisin, dan valin yang lebih tinggi daripada daging babi atau domba (Lawrie,
2003). Kandungan lemak pada daging menentukan kualitas daging karena lemak
menentukan cita rasa dan aroma daging (Soeparno, 2005).
Cara penyimpanan daging:
1.Pendinginan (Chiling)
a. Pendinginan
(chiling), pada lemari pendingin bawah.
1. Suhu diturunkan hingga di
bawah 40C dan bila akan disimpan lebih lama suhu penyimpanannya -180C
sampai 230C
2. Perubahan yang terjadi,
warna daging merah kecoklatan, baunya amis tidak segar, teksturnya sedikit
empuk dan tidak ada lendir.
3. Tempatnya
biasa disebut refrigerator/kulkas (skala RT) atau
Chiller room (skala industri)
4. Daya tahan simpan 2-3 hari tanpa kemasan vakum.
Chiller room (skala industri)
4. Daya tahan simpan 2-3 hari tanpa kemasan vakum.
Factor yang harus
diperhatikan:
1. Suhu
Suhu makin rendah makin baik
2. Kelembaban relatif (Rh)
RH terlalu rendah …….. Daging kehilangan air
RH terlalu tinggi …… memacu pertumbuhan mikroorganisme
Suhu bertambah tinggi sebaiknya RH lebih rendah
Hubungan antara suhu dan RH yg baik:
Suhu 0 °C RH 92 %
Suhu 2 °C RH 88 %
Suhu 4 °C RH 75 %
3. Ventilasi
Ventilasi diperlukan utk mengatur RH .
4. Cahaya Ultarviolet
Kombinasi sinar ultraviolet dengan suhu dan RH.
Petunjuk penyimpanan daging segar dengan pendinginan:
1. Daging dibungkus palstik
2. Tempatkan dalam refrigerator/chiller pd tempat yg paling dingin
3. Bila proses keluar masuk tiap hari terpkan sistem FIFO (First In First Out)
4. Bila setelah 3 hari daging masih tersisa pindahkan ke freezer
1. Suhu
Suhu makin rendah makin baik
2. Kelembaban relatif (Rh)
RH terlalu rendah …….. Daging kehilangan air
RH terlalu tinggi …… memacu pertumbuhan mikroorganisme
Suhu bertambah tinggi sebaiknya RH lebih rendah
Hubungan antara suhu dan RH yg baik:
Suhu 0 °C RH 92 %
Suhu 2 °C RH 88 %
Suhu 4 °C RH 75 %
3. Ventilasi
Ventilasi diperlukan utk mengatur RH .
4. Cahaya Ultarviolet
Kombinasi sinar ultraviolet dengan suhu dan RH.
Petunjuk penyimpanan daging segar dengan pendinginan:
1. Daging dibungkus palstik
2. Tempatkan dalam refrigerator/chiller pd tempat yg paling dingin
3. Bila proses keluar masuk tiap hari terpkan sistem FIFO (First In First Out)
4. Bila setelah 3 hari daging masih tersisa pindahkan ke freezer
2. Perawatan (curing),
dengan menambahkan garam dapur (NACL)
1. Curing
dimaksudkan untuk memperpanjang masa simpan daging sebelum digunakan.
2. Cara
curing yang biasa digunakan adalah dengan formula 10-20% garam, 2-3% gula, 1-2
nitrat dan 0,1% nitrit.
3. Daging
yang telah di curing disebut green cured meat.
4. perubahan
yang terjadi adalah perubahan warna yang terus menerus, berubah dari warna
merah ke warna unggu atau dari unggu ke warna coklat.
3. Pembekuan (freezing) pada lemari pendingin di
bagian freezer.
1. Pembekuan
adalah penyimpanan daging dalam keadaan beku.
2. Suhu
yang baik untuk pembekuan daging -120C sampai -140C.
Pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan dengan suhu -240C sampai
-400C
3. Pembekuan
lambat (3 – 27 jam pada suhu -150C)
4. Pembekuan
cepat dalam waktu 30 menit (pada pencelupan daging ke dalam larutan dingin) dan
dengan udara pada suhu -150C sampai -550C.
5. Peruabahan
: warna daging tetap warna merah segar baunya amis segar, tekstur dari daging
keras tapi tidak berlendir.
6. Tidak
boleh sering terjadi fluktuasi suhu
7. Penyimpanan
suhu -29 °C daya tahan >12 bulan
Faktor
yang harus diperhatikan:
1. Jenis daging (sapi kualitas baik tahan 1 tahun sedang babi 6 bln)
2. Lama penyimpanan
3. Kecepatan pencairan kembali (Thawing)
4. Frekuensi fluktuasi suhu
1. Jenis daging (sapi kualitas baik tahan 1 tahun sedang babi 6 bln)
2. Lama penyimpanan
3. Kecepatan pencairan kembali (Thawing)
4. Frekuensi fluktuasi suhu
Petunjuk penyimpanan
beku:
1. Kualitas daging segar
2. Kemas dalam plastik agak tebal dan tutup rapat, utk mencegah dehidrasi (freezer burn), berakibat perubahan warna jadi coklat kehitaman dan setelah diolah menjadi alot dan citarasa kurang baik.
3. Usahakan proses thawing sesegera mungkin bila daging akan digunakan
4. Bila daging setelah thawing masih tersisa, simpan pada suhu dingin.
1. Kualitas daging segar
2. Kemas dalam plastik agak tebal dan tutup rapat, utk mencegah dehidrasi (freezer burn), berakibat perubahan warna jadi coklat kehitaman dan setelah diolah menjadi alot dan citarasa kurang baik.
3. Usahakan proses thawing sesegera mungkin bila daging akan digunakan
4. Bila daging setelah thawing masih tersisa, simpan pada suhu dingin.
4.Metode Thawing (Kecepatan pencairan
kembali) daging beku.
1. Dalam suhu
dingin (chill)
Pindahkan daging dari freezer ke refrigerator
Keuntungan : Drips (cairan daging bukan darah) sedikit sehingga
kehilangan nutrisi sedikit
Kelemahan : waktu lama (12 – 24 jam)
2. Dalam suhu ruang
Keuntungan : Waktu cepat
Kelemahan : Drips banyak
3. Diletakkan pada air mengalir
1. Hindari kontak langsung dengan air
Keuntungan : Waktu cepat
Kelemahan : Drips banyak
2. Perendaman dalam air akan berakibat penyebaran bakteri secara
merata sehingga mengkontaminasi seluruh permukaan daging.
Pindahkan daging dari freezer ke refrigerator
Keuntungan : Drips (cairan daging bukan darah) sedikit sehingga
kehilangan nutrisi sedikit
Kelemahan : waktu lama (12 – 24 jam)
2. Dalam suhu ruang
Keuntungan : Waktu cepat
Kelemahan : Drips banyak
3. Diletakkan pada air mengalir
1. Hindari kontak langsung dengan air
Keuntungan : Waktu cepat
Kelemahan : Drips banyak
2. Perendaman dalam air akan berakibat penyebaran bakteri secara
merata sehingga mengkontaminasi seluruh permukaan daging.
4. Perawatan
daging.
1. Merupakan perlakuan sebelum digunakan
2. Cara sering digunakan dengan membalur dengan garam 10-20 %,
gula 2-3 % serta nitrat 1-2 % dan 0,1 % nitrit
5. Pengasapan
1. Menghambat pertumbuhan bakteri perusak dan oksidasi lemak
2. Gunakan kayu keras atau bahan yg mengandung sellulosa,
hemisellulosa dan lignin yang tinggi.
6. Pengeringan dan pengalenggan.
1. Keuntungan lebih awet dan volume kecil
Kelemahan sifat asal bahan berubah
2. Dapat dilakukan secara tradisional (sinar matahari) dan
artifisial/buatan.
1. Merupakan perlakuan sebelum digunakan
2. Cara sering digunakan dengan membalur dengan garam 10-20 %,
gula 2-3 % serta nitrat 1-2 % dan 0,1 % nitrit
5. Pengasapan
1. Menghambat pertumbuhan bakteri perusak dan oksidasi lemak
2. Gunakan kayu keras atau bahan yg mengandung sellulosa,
hemisellulosa dan lignin yang tinggi.
6. Pengeringan dan pengalenggan.
1. Keuntungan lebih awet dan volume kecil
Kelemahan sifat asal bahan berubah
2. Dapat dilakukan secara tradisional (sinar matahari) dan
artifisial/buatan.
Olahan daging:
1. Sosis,
Sosis atau sausage berasal dari bahasa latin salsulus yang berarti digarami.
Jadi sosis sebenarnya merupakan daging yang diolah melalui proses penggaraman.
2. Bakso
merupakan produk olahan daging yang populer di kalanganmasyarakat Indonesia.
Tahapan pembuatannya meliputi curing (bila diperlukan), penggilingan, pembuatan
adonan, pembentukan bulatan dan perebusan hingga bulatan bakso mengapung.
3. Kornet
adalah bahan olahan daging yang diawetkan. Pembuatannya merupakan campuran
dengan bumbu-bumbu, garam dan nitrit. Prosesnya adalah curing, penggilingan,
pembumbuan, pengalengan dan sterilisasi.
4. Abon
merupakan produk olahan daging dengan cara disuwir. Prosesnya: daging direbus
hingga empuk kemudian dipuku-pukul dan disuwir-suwir.
5. Nugget,
Nugget biasanya dibuat dari daging ayam tetapi semua daging bisa dibuat nugget.
Bahan untuk membuat nugget adalah daging, garam, bumbu-bumbu, tepung, kuning
telur, bisa ditambahkan susu full cream dan lain-lain.
2. Ikan
Ikan merupakan salah satu
bahan pangan yang banyak digemari oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena
ikan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis pangan hewani
lainnya, yaitu mudah dibudidayakan, memiliki daging yang tebal dengan rasa yang
khas, dan dapat diolah menjadi berbagai produk olahan. Hasil pengolahan ikan
yang mulai digemari oleh masyarakat adalah filet. Produk filet memiliki banyak
kelebihan, diantaranya adalah dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai produk
olahan lain, dapat dipasarkan dalam bentuk penyajian yang menarik, serta
memudahkan dalam pengangkutan (Afrianto dan Liviawaty 1998).
Cara penyimpanan:
1. Penggunaan Suhu
Rendah
1. Suhu Dingin
2. Suhu Pembekuan (Pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk beberapa tahun).
2. Pengolahan
1. Suhu Tinggi (Pengeringan,pengasapan,pengalengan)
2.Penggunaan bahan pengawet
3.Gabungan bahan pengawer dengan suhu tinggi
4. Fermentasi
5. Ekstraksi
1. Suhu Dingin
2. Suhu Pembekuan (Pembekuan dapat mengawetkan bahan pangan untuk beberapa tahun).
2. Pengolahan
1. Suhu Tinggi (Pengeringan,pengasapan,pengalengan)
2.Penggunaan bahan pengawet
3.Gabungan bahan pengawer dengan suhu tinggi
4. Fermentasi
5. Ekstraksi
3. Pembekuan Ikan
Kisaran suhu
|
Lama penyimpana
|
a. Suhu
-2⁰C - -4⁰C
b. Suhu
-24⁰C – 0 ⁰ C
c. Suhu
-20 ⁰ C - -30⁰C
|
15- 60 hari
7-9 minggu
s/d 12 bulan
|
Bahan tambahan yg sering digunakan untuk pengawet :
Garam dapur, asam cuka , asam asetat,as. Laktat, as. Benzoat,as. Sorbat, as. Propionat, garam nitrat dan nitrit, garam fosfat, as. Askorbat
Cara Penyimpanan :
1. Ikan segar : suhu dingin untuk jangka panjang
suhu beku untuk jagka panjang
2. Ikan olahan
- Ikan kering dgn wadah khusus seperti kotak kayu, keranjang dgn suhu penyimpanan 5-15⁰ dan wadah kedap air.
1. Telur
Telur
merupakan bahan pangan yang padat gizi dan enak rasanya, mudah diolah serta
harganya relatif murah jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.
Bagi anak-anak, remaja maupun dewasa, telur merupakan makanan ideal dan sangat
mudah didapatkan.
Penyimpanan
telur yang baik:
Telur
yang dicuci dengan air bersih sebelum disimpan dalam lemari pendingin/kulkas,
akan tetap baik sampai sekitar 14 hari. Simpanlah telur pada tempat yang
bersih, ventilasi cukup dengan suhu di bawah 15 C dan kelembaban 75% - 90%.
Telur sebaiknya disimpan pada baki telur (egg tray) yang bersih.
Penyimpanan
Telur segar:
Diawetkan dengan cara:
1. Dry
Packing
a. Halidan
: Telur dibungkus campuran tanah liat/serbuk gergaji + kapur dan air. Tahan
> 5 bln
b. Dsaudan
: Telur dibungkus adonan nasi + garamTahan > 6 bln
c. Telur
dibungkus adonan batu bata/abu gosok + garam
d. Telur
dibungkus adonan lumpur dan abu ( 5 kg lumpur + 2
kg garam dapur )
1. Immersion
Liquid
a. Perendaman
dalam air kapur utk 25 btr telur) (2 kg kapur+20
ltr air
utk 15 kg telur = Tahan 1.5 bln
b. Perendaman
dalam larutan garam dan bubuk sendawa ( 10 gls
air panas
+ 1 kg garam + 1 sdm bubuk sendawa)
c. Perendaman
dalam larutan garam 25 – 40% =tahn 2 bln
d. Perendaman
dlm larutan akasia (240 gr tepung kulit akasia dlm
30 l
air) =tahan 2 bln pd suhu ruang
e. Perendaman
dlm larutan jambu biji (1 kg daun jambu dlm12 ltr air,) sebelumnya direndam
dulu dlm air kapur selama 1 hr ( 1 kg
kapur dlm 15 l air ) =
tahan 1 bln
2. Shell
Sealing
a. Penutupan
kulit telur dengan minyak kelapa = tahan 1 bulan
b. Pencelupan
dlm larutan parafin cair 60% selama 10 detik = 6 bln
c. Melapisi
dgn vaselin = 1.5 bln
d. Perendaman
dlm lar. Water glass/sodium silikat
(Na2SiO3) perbandingan
waterglass dan air 1 : 2 s/d 1 : 10 = 2 bln
3. Membebas
hamakan kulit telur
Pencucian dgn
disinfektan (soda)
4. Perlakuan
dgn panas/penutupan pori-pori dari dalam.
5. Menyimpan
dlm ruang khusus (cold storage)
a. Pendinginan (
- 0.5 C) – (-2.2 C, RH. 80 – 90 %
b. Dibekukan
pd suhu (-17 C ) – (-13 C)
6. Dibungkus
kantung plastik hampa udara = Tahan 14 hr
Telur Olahan:
1. Diasap
Pengasapan
telur dilakukan secepat mungkin setelah telur selesai direbus atau kukus. Bisa
juga telur asin diasap. Bahan pembuat asap bisa serabut kelapa atau kayu jati.
2. Telur
Asin
Prinsipnya
adalah dengan membungkus atau merendam material adonan yang asin selama waktu
tertentu. Bahan yang biasa digunakan adalah serbuk batu bata merah dan garam
serta ditambahkan sedikit air hangat.
3. Acar telur, Telur
dimasak terlebih dahulu kemudian dikupas, lalu direndam dalamlarutan asam cuka
dengan konsentrasi 1,2 – 6%.
4. Pindang telur
Telur
direbus dalam air garam dengan perbandinga garam:air adalah 1:10 s.d. 10:10.
Perebusan dilakukan hingga mendidih. Daya simpan pindang telur sekitar 5 hari.
4. Susu
Secara
alamiah susu diartikan sebagai hasil pemerahan sapi atau hewan menyusui lainnya
yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan yang aman dan
sehat serta tidak dikurangi komponen-komponennya atau ditambah bahan-bahan
lain. Yang dimaksud dengan hasil olahan susu adalah produk yang dibuat dari
susu atau produk-produk suatu perlakuan terhadap susu atau produk-produkyang
dibuat dari hasil sisa keduanya.
Penanganan
yang dapat dilakukan adalah:
1.
Penyaringan.
Penyaringan
dilakukan untuk memisahkan bahan bukan komponen susu sehingga tidak masuk ke
dalam susu. Penyaringan dilakukan dengan kain flanel atau kertas saring.
2.
Pendinginan
Pendinginan
dimaksudkan untuk mencegah bakteri perusak susu berkembang didalam susu.
Pendinginan yang biasa dilakukan adalah pada temperatur 10oC atau lebih rendah
lagi.
3.Pateurisasi
Pasteurisasi
adalah pemanasan susu dengan suhu sekitar 60 – 70oC dalam waktu tertentu
(biasanya tidak lebih dari 30 menit) dengan maksud agar bakteri patogen mati.
Penyimpanan Susu:
1. Susu bubuk
a. Kemasan bebas oksigen, uap air dan cahaya
b. Penutupan hermetis dan pengemasan vakum
c. Simpan pada kondisi kering.
1. Susu bubuk
a. Kemasan bebas oksigen, uap air dan cahaya
b. Penutupan hermetis dan pengemasan vakum
c. Simpan pada kondisi kering.
2. Susu
Evaporasi/skim
Kerusakan :
a. Viskositas menurun, terbentuk lapisan pd permukaan susu
b. pH turun dari 6,1 menjadi < 5,9
c. Peruahan warna menjadi agak gelap
Penyimpanan :
a. Kaleng atau kotak tertutup rapat
b. Suhu rendah
3. Susu kental manis
Kerusakan :
a. Viskositas menurun, terbentuk lapisan pd permukaan susu
b. pH turun dari 6,1 menjadi < 5,9
c. Peruahan warna menjadi agak gelap
Penyimpanan :
a. Kaleng atau kotak tertutup rapat
b. Suhu rendah
3. Susu kental manis
Kerusakan:
a. Viskositas meningkat
b. Warna jadi gelap
c. Kadang-kadang rasa berpasir
d. Kaleng gembung
Penyimpanan:
a. Kaleng atau kotak tertutup rapat
b. Suhu rendah.
4. Keju
Kerusakan :
a. Pertumbuhan kapang atau bakteri
b. Infestasi kuman (penutupan bagian atas atau luar seperti debu berwarna coklat)
a. Pertumbuhan kapang atau bakteri
b. Infestasi kuman (penutupan bagian atas atau luar seperti debu berwarna coklat)
Penyimpanan :
a. Simpan pd suhu rendah , buang segera bila ada yg berjamur
b. Perendaman dlm lar. Potassium sorbat10% sblm pengeringan
c. Menggunakan as. Sorbat 0.1 % saat pngolahan
d. Menggunakan kertas film sbg pembungkus
e. Hindari penumpukan terlalu tinggi.
5. Mentega
Kerusakan :
Bau tengik
Penyimpanan
:
1. Mentega dibungkus plastik rapat
atau aluminium foil sebelum disimpan di refrigerator atau freezer.
2. Mentega
yg hampir kadaluarsa dicairkan dgn cara mengetim sampai cair
kemudian disaring. Ektraknya dapat disimpan kembali dlm freezer
6. Yoghurt
Yoghurt pada dasarnya
adalah susu yang difermentasi oleh bakteri asam laktat. Dalam pembuatannya
biasanya ditambahkan dengan bahan citarasa misanya rasa melon, strawberi,
mangga dan lain-lain.Dimasuikkan dlm kemasan rapat kemudian disimpan dingin.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi mutu makanan:
1. keadaan udara dalam penyimpanan
2. kelembaban
3. kebersihan
4. kadar gula garam
5. unsur logam
6. campuran bahan kimia
1. keadaan udara dalam penyimpanan
2. kelembaban
3. kebersihan
4. kadar gula garam
5. unsur logam
6. campuran bahan kimia
2.3 Perubahan
yang terjadi selama penyimpanan bahan makanan secara fisik, kimia, dan
mikrobiologis.
1. Perubahan
fisik
Perubahan
yang terjadi yang bisa dilihat dari bentuk luarnya, yang dipengaruhi oleh udara
dll. Dan juga dapat disebabkan karena salah dalam proses penyimpannya.
2. Perubahan
kimia
Perubahan yang dapat
dilihat dari baunya makanan tersebut.
3. Perubahan
mikrobiologis
Perubahan
yang terjadi karena disebabkan oleh bakteri yang telah terkandung didalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar